
Pandawa Cakra.com - Di tengah gemuruh pegunungan Papua yang megah dan angkuh, di sebuah sudut bernama Kampung Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, (29 September 2025), sebuah kisah heroik tak berangka tapi penuh makna terukir. Bukan dengan tembakan atau taktik perang, melainkan dengan stetoskop, obat-obatan, dan senyum tulus yang mampu mencairkan dinginnya lembah.
Pos Mayuberi, yang dijaga oleh prajurit-prajurit tangguh Satgas Yonif 700/Wyc, sekali lagi membuktikan bahwa senjata terkuat adalah kepedulian. Di bawah komando Serda Jendri, mereka melaksanakan kegiatan Binter Terbatas, mengusung misi kemanusiaan melalui pelayanan kesehatan gratis bagi warga setempat. Bak pahlawan tanpa jubah, mereka hadir menjawab panggilan hati warga yang kerap kesulitan mengakses fasilitas kesehatan.
Suasana pagi di Mayuberi pun berubah menjadi hamparan harap. Warga, tua muda, ibu dan anak, antusias menyambut kedatangan tim kesehatan lapangan ini. Setiap langkah mereka diiringi doa, setiap tindakan medis yang diberikan adalah penawar bagi lara yang selama ini mereka rasakan. Ini lebih dari sekadar pengobatan; ini adalah bahasa universal kasih sayang yang diterjemahkan dalam balutan luka, pengecekan tensi, dan bagi-bagi vitamin.
Dengan semangat membara, Serda Jendri, yang memimpin langsung kegiatan ini, berbagi cerita. "Ini bukan sekadar perintah, Pak. Ini panggilan hati. Ketika kita melihat senyum lega seorang ibu yang anaknya sudah tidak demam lagi, atau jabat tangan hangat bapak-bapak tua, itu adalah kepuasan yang tak ternilai. Mereka adalah bagian dari kita. Melayani mereka adalah wujud dari Sapta Marga, pengabdian nyata kita untuk rakyat Indonesia, di mana pun mereka berada."
Kata-katanya sederhana, namun sarat dengan makna dan semangat kepahlawanan yang menggelora. Baginya, pengabdian tak kenal kata selesai.
Sementara itu, Danpos Mayuberi, Letda Inf Arif Natsir, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah fondasi terkuat dalam membangun kedaulatan bangsa. "Kekuatan kita tidak semata pada senjata, tetapi pada kepercayaan rakyat. Bagaimana mungkin kita bisa menjaga kedaulatan, jika hati rakyat tidak kita jaga kesehatannya?" ujarnya dengan penuh kewibawaan.
"Pos Mayuberi bukan hanya menara pengawas, tetapi rumah kedua bagi warga. Setiap pelayanan yang kita berikan adalah benih yang akan tumbuh menjadi pohon kepercayaan dan persaudaraan yang kokoh. Kami hadir di sini untuk melindungi, mengayomi, dan membangun bersama. Kegiatan hari ini adalah bukti nyata bahwa TNI selalu di hati rakyat," tambahnya dengan penuh keyakinan.
Di bawah langit biru Ilaga Utara, aksi heroik Satgas Yonif 700/Wyc ini adalah puisi yang hidup. Sebuah syair tentang pengorbanan tanpa pamrih, tentang prajurit yang tak hanya gagah mengangkat senjata, tetapi juga lembut mengusap luka. Mereka adalah pelita di tengah rimba, membawa cahaya dan harapan, membuktikan bahwa di balik seragam yang tegas, tersimpan hati yang tulus mengabdi untuk segenap anak bangsa.
Bravo Satgas Yonif 700/Wyc! Jasamu Abadi dalam Hati Warga Mayuberi!.
Autentikasi: Pen Satgas Pamtas RI-PNG Mobile Yonif 700 Wira Yudha Cakti
(Tim Red).